This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Matahari dan Pohon part II


Aku dan Teman Baik
Apa yang terjadi jika di dunia kita tidak ada teman atau sahabat ? Hampa atau galau atau strees itu pasti. Sahabat setiap orang mencari seorang sahabat yang bisa ada di sampingnya saat suka dan duka. Tapi aku, aku bingung apa aku butuh “sahabat atau tidak”. Mungkin aku trauma dengan kata-kata sahabat. 
sahabat adalah mereka yang selalu ada kapanpun kita saling membutuhkan, dalam suka maupun duka. Tapi bagi aku, aku lebih baik memilih orang-orang ada saat aku senang, karena yakinlah tidak semua orang bisa menerima kita  saat kita sedih. Dan sebenarnya kesedihan yang kita dapat mesti kita hadapi sendiri, karena itu sedikit cobaan hidup. Begitulah...

Dulu jaman SMA, aku punya seorang teman. Baik, sependapat, tidak banyak tingkah masuk deeh ke kreteria teman-temanku. Tapi, mungkin ini emang kesalahan aku. Saat itu aku di ajak untuk main band untuk sebuah acara perpisahan sekolah angkatanku. Kami semua baru mulai untuk belajar di music, disini salah satu dari kami berkata “kalau bisa kita jangan bilang ke teman-teman kalau kita main band dan berencana ikut tampil di acara perpisahan nanti”. Disini aku hanya mengikuti perintah sebagai orang yang ditarik untuk ikut main di band tersebut, dan disini aku berarti harus mengikuti perintah yang ada di band itu.
Suatu hari, saat ada audisi band ini . aku pikir ini lah waktunya untuk memberi tahu, dan minta doa dari teman-teman biar bisa ikut mendoakan kami agar kami lolos audisi. Aku mengirim sms ke semua teman yang dekat. Dan tak lupa aku minta doa ke temanku yang baik itu.
Keesokan harinya, tiba-tiba sikapnya kepada ku dingin. Seakan aku baru saja mengambil kebahagiaan atau pacarnya. Aku bingung. Beberapa hari aku coba untuk mengajak dia ngomong. Alhasil, yang aku dapat ternyata dia sakit hati karena aku yang sudah dianggapnya sahabat tidak member tahu hal yang kecil ini. Aku bingung mau bersikap seperti apa. Apa aku harus diam atau apalah? Tapi teman baikku itu keburu marah dan terpengaruh orang lain. aku benar-benar hanya bisa diam, percuma usaha kalau pikirannya sudah “tercuni”.
Tapi aku masih tidak terima, di acara perpisahan kelas. Aku paksa anak yang berkata untuk tidak menyebarkan tadi untuk menjelaskan kepadanya.
Alhasil lagi, alasanya yang didapat lebih mengejutkan. Dia (sambil mengerah ke aku), yang sudah aku anggap sahabat hal sepele kayak gini aja tidak mau cerita sama aku, dia anggap aku apa? Aku udah anggap dia sahabat. Dan kenapa dia (menunjuk temanku yang baru saja aku kenal dikelas 3) langsung diajak untuk bermain.
Entah disini aku yang bego, tidak peka akan teman atau apalah yang berbau cuek. Disaat itu aku hanya diam, karena aku tidak merasa bersalah dan sudah menganggap yaa sudahlah itu sekarang keputusan kamu. Tooh masih banyak orang diluar sana yang bisa jadi teman. Lagian, aku juga udah jelasin apa yang terjadi, tapi dianya saja yang tidak terima. Berpikir pendek aku dan temanku itu.
Beberapa bulan setelah kejadian, aku baru merasa aku kehilangan teman baikku. Teman yang tidak pernah bilang aku sahabatnya, teman yang hanya ingin aku disampingnya dan terbuka padanya. Teman yang peduli , teman yang ada kapan saja. Kenapa aku berpikir seperti itu, mereka yang berkata “KITA SAHABAT” setelah berpisah karena jarak tidak pernah Tanya kabarku, tidak pernah kangen padaku. Seberapa sibuk kalian? Sampai SMS ku saja tidak terbaca. Sedangkan dia, cerita yang aku dengar dari temanku yang juga teman dia kalau teman baikku itu pernah bilang “Dia kangen main sama aku, pengen rasanya ketawa bareng aku lagi”. Seketika aku tersadar akan temanku yang peduli itu, aku nyesal telah menyia-nyiakan temanku itu.
Setiap aku ingat hal itu, aku berpikir bagaimana caranya agar aku bisa kembali menjadi temannya. Untung aku punya teman yang baik juga Fitri namanya, dan dia bersedia membantuku. Alhamdulillah, kami pun berteman kembali tapi tidak seakrab dulu. Mungkin dia trauma untuk kenal, dan dekat dengan aku lagi. Tapi yaa sudahlah. Aku cuman bisa ngucapain sama Fitri yang sudah bantu aku berdamai dengan temanku itu, dan makasih buat teman baikku yang sudah mau dengar dan terima aku lagi.
Itu yang menyebabkan aku takut untuk mempunyai seorang sahabat. Bagiku semua orang harus disama ratakan. Tak ada yang istimewa, tak ada yang disingkirkan. Aku yakin, tanpa sahabat kita bisa bahagia. Orang yang baik akan membantu tanpa memandang dia sahabat atau bukan. Karena Tittel sahabat itu sangat berat untuk dipegang. Bukan aku tidak mampu, tapi aku takut kehilangan seorang yang baik yang bisa membuat aku mungkin ketergantungan. Jangan takut untuk memilihku menjadi sahabat tapi jangan katakan padaku kalau aku sahabatmu.
Aku dan Teman Baru
Mungkin ada beberapa diantara kita, menganggap Jakarta itu keren, gaul, trendy, dan apalah itu namanya. Dan mungkin kita yang dari daerah bakalan minder atau berusaha sok asik bergaul dengan mereka anak-anak Jakarta, berusaha menjadi bukan diri orang lain atau mengubah kebiasaan kita dulu. Tapi , disini aku berusaha untuk tidak seperti itu. Aku yaa Aku. Bukan mereka, bukan juga kalian. Aku mungkin bisa menarik kalian ke dunia-ku, bukan aku yang masuk ke dunia kalian.
Seperti itu laah aku alami menjadi orang baru di sekitar anak-anak Jakarta. Masih lugu, kaku, sopan, dan lain lain. Aku salah satu mahasiswa perantau dari empat temanku lain yang kebetulan dari Sumatra juga. Sebulan , dua bulan mungkin aku masih diam dikelas. Itu laah yang aku lakukan setiap kali aku berada diantara orang yang baru aku kenal. Diam kayak orang yang sakit gigi atau frustasi atau sombong. Tapi semua salah, aku diam karena aku takut bahan pembicaraanku tidak nyambung sama anak-anak Jakarta.
Diluar dugaan. Teman-temanku di tinggkat satu, semua asyik. Mereka tidak terlalu mengutamakan gaul, modis, harta saat kuliah. Aku senang dapat teman seperti mereka. Mereka gaul, cuman tidak di kampus. Tau tempatnya untuk main. Mereka modis, cuman beberapa yang bener-benar ikutin trend. Bagus deeh. Tapi mereka rajin belajar, mau membantu itu yang aku harapkan.
Disemester dua, kami dapat Dosen yang dikenal tegas, banyak tugas dan membuat program. Itu seharusnya sudah memang jadi makanan kami sehari-hari dan kami tidak bole protes. Tapi mungkin dosennya terlalu tegas sehingga membuat kami merasa menjadi beban. Dosennya bisa dibilang “Inilah Sesungguhnya Dosen” mendidik sampai bisa.tapi ga tiap minggu juga kali.
Tapi sayang, satu semester lewat dikelas ini mulai ada pengelompokan. Ada yang mungkin hobi, sifat dan lain lain. Dan pasti aku tidak mau masuk disalah satu kelompok. Cara untuk ikut berkelompok itu, hanya mebatasi pertemanan dengan kata lain kita tidak bebas. Kadang siih aku merasa sendiri saat break kampus. karena Tidak mungkinkan aku masuk di tengah-tengah kelompok yang punya cerita sendiri dan mungkin orang lain jangan sampai mendengar. Kalau misalkan kita tiba-tiba masuk bisa jadi mereka tiba-tiba diam dan merasa kita pengganggu. Dunia aku benar-benar sendiri. Berasa sepi. Tapi aku yakin aku bisa , dan kalian semua tidak akan menjadi kelompok saat bermain bersamaku. Semua akan menyatu. Hanya itu yang selalu aku usahakan, take and give sama semua teman tanpa memihak dengan satu kelompokpun. Apalaah kata orang, aku tidak peduli. Aku hidup untuk bersama semua orang, bukan untuk berkelompok dengan pembatasan.
Naik tingkat dan ganti teman lagi. Dan lagi lagi aku hanya bisa diam diantara teman-teman baru, ketakutan untuk membuka suatu pembicaraan tidak bisa di hilangkan dari pkiranku. Bodoh memang. Apa susahnya siih sok asyik, basa basi. Tapiii itu MEMANG SUSAH……h (bagiku).
Dan yang ini yang paling parah. Tingkat satu sebulan dua bulan doang diamnya tapi tingkat dua satu semester aku diam, yaa walau tidak terlalu pendiam. Tapi ini benar-benar parah. Teman cuman 2 atau 3 orang. Itu juga kalau ada perlu doang. Aah pusing deeh kalau ingat-ingat ini lagi.
Semester 4, mulai ada teman karena mulai berani mulai untuk berbicara duluan. Aku belum bisa nilai mereka, karena baru dan belum tentu yang udah terlihat itu sifatnya. Yang jelas mereka pintar, mau saling berbagi ilmu, dan heboh yang jelas. Seperti itulah teman-temanku di kelas baru. Untuk yang anak-anak cowok, belum terlalu kompak dengan kelas. Seperti masih ada pembatasa atau malu mungkin, tapi tak tahu lah. Menurut aku kalau kelas bisa lebih kompak, itu kelas bisa jadi kelas paling seru.
Ingin kerja , namun tidak lalai
Bukannya sok jagoan, atau apalah. Tapi semenjak kuliah, kesenanganku menulis mulai aku biasakan. Diwaktu senggang aku mencoba menulis cerita yang terlintas dipikiran. Mau ada yang kritik tulisanku biar aku jadi penulis yang lebih baik.  Pengen rasanya, yang aku tulis di jadikan film atau dibaca banyak orang atau jadi bestseller di toko buku seperti raditya dika atau poconggg. Seperti suatu kepuasan diri tulisan dibaca banyak orang , dan orang sangat menikmatinya. Yaaa sama seperti musik.
Jadi penulis yang bisa dijual tulisannya, yang bisa menghasilkan uang jajan sendiri tanpa uang orang tua. Itu lebih membanggakan lagi bagiku.
Gimana yaa caranya untuk jadi seperti itu? Pengen banget.
Terus yang aku mau lakuin lagi , jadi broadcaster atau penyiar radio. Aku kira jadi penyiar itu gampang. Hanya angkat telepon pendengar, putar musik, dan tutup acara. Tapi lebih dari itu, disini penyiar dituntut bisa mentrasfer energi ke pendengar dari emosi, bahagia, sedih, peduli, dan motivasi. Dan lebihnya kita harus bisa berimajinasin dengan kata-kata yang akan keluar sampai ke telinga pendengar. Kreatif juga looh, gimana penyiar bisa membuat suatu hal yang kecil menjadi besar dan penasaran. Dan satu lagi niih, suara penyiar itu harus bagus, enak didengar ga ngebudekin. Tambah HOPELESS deeh.
Pernah aku Tanya sama teman aku yang sudah jadi penyiar, tidak tahu dia sombong atau apalah. Waktu aku Tanya gimana caranya ngelamar dan jadi penyiar di radio tempat dia kerja. Dengan singkat “susah jadi penyiar”.
Tuhan, ingin rasanya aku bisa jadi penyiar atau penulis. Beneran pengen banget. Tolong, buka-kan pintu jalan itu untuk aku. Aku pengen punya banyak pengalaman yang berguna saat aku menjadi mahasiswa. Yang bisa aku cerita sama keluarga dan teman. Namun tidak lalai dengan tugas menjadi mahasiswa yang harus SUKSES. Pengeeeeen bangeet Tuhan.
                                                                               
Sukses itu Tujuan, dan keyakinan adalah kekuatannya..
Semua orang mau sukses, hidup mapan dengan kepribadian seperti rumah, mobil, tanah dsb. Tujuan kita menuntut ilmu itu agar sukses. Tidak tahu benar atau salah ,bagiku “ilmu itu sangat berharga dan sukses itu adalah harga dari ilmu yang kita cari”. Jadi sukses dan ilmu itu sebenarnya tidak bisa dibayar namun mahal atau susah untuk mendapatkannya.
Didalam pilihan kita untuk menjadi sukses itu pasti ada keyakinan, walau terkadang keyakinan itu berlebihan adanya. Contohnya ada seorang anak malas yang tahu-nya hanya bermain, hang-out tapi punya yakin jadi direktur. Ini bisa jadi dia jadi direktur dengan keyakinan dan kemauan serta kekuatan yang ada didalamnya. Keyakinan untuk dia mengubah tujuan hidupnya dan kekuatan untuk sebuah keyakinan bahwa dia mampu meraih kesuksesannya itu ada. Bukan begitu?
Contoh Panutan
Ketika melihat siaran di televisi saat menyiarkan ada seseorang yang sukses namun dia mempunyai ketebatasan, seketika itu rasanya malu dengan diri sendiri. Yang merasa selalu kurang dan selalu ingin semuanya tapi tidak ada yang bisa dibanggakan. Yang hanya minta ke orang tua tanpa memikirkan susahnya orang tua mencari uang .
Disaat ada anak kecil yang ingin sekolah dan bermain bersama teman-teman disekolah tapi dia hanya bisa keluar masuk hutan, jalan berkilo-kilo hanya untuk sesuap nasi. Yang masih berjuang untuk makan di hari esok, tanpa memikirkan berapa banyak koyak-kan yang ada dibajunya yang lusuh. Betapa panasnya matahari yang mengiringinya atau berapa dinginnya hujan yang jatuh saat dia bekerja. Aku tersadar akan tidak bergunanya diriku sampai saat ini, yang selalu menyusahkan dan selalu merasa kekurangan.

Terkadang aku berpikir bagaimana untuk menjadi seseorang yang apa adanya, jangan pikirkan kesenangan semata. Seperti kata abangku hidup itu harus “menderita” bukan berarti aku harus makan senin kamis, atau tidak boleh jajan gorengan. Tapi  jangan pikirkan ganti hpe lah, beli baju lah, makan enak lah, hura-hura laah. Ada saatnya itu kamu rasakan, bukan sekarang tapi nanti. Dan bahkan kamu bisa lebih dari keinginan kamu sekarang kalau kamu bisa mencapai tujuan kamu untuk menjadi Sukses, dan Yakin bahwa kamu BISA.
Contoh itu soekarno, soeharto mereka hanya anak petani tapi bisa jadi orang nomor satu. Jaman dulu belum ada internet, hp. Berarti kita bisa seperti mereka walaupun kita hanya anak petani

Let Me Love You
Diakhir cerita ini, aku mau nyisipkan sedikit cerita tentang dia. Aku tidak mudah dapat cinta dan tidak mudah jatuh cinta. Tentang dia yang selalu aku inginkan dan aku ingat tanpa pernah aku mengungkapkan isi hatiku ini. Aku kangen kamu R. Ini aku R. kangen ngelihat kamu pagi-pagi dari kelas atas sebelum bell sekolah tanda masuk. Izinkan aku untuk kita saling mengenal dan membuat sebuah kenangan yang mungkin bisa membuat aku lega bisa memilikimu. Tolong buka hati dan mata kamu untuk aku. Walau hanya sehari atau bahkan satu jam. Mungkin udah banyak cerita tentang kamu di pikiranku.

0 komentar:

Posting Komentar