This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

ilmu budaya dasar 2

The Grain in The Stone

Ketika peradaban manusia di muka bumi ini dimulai mereka sudah memiliki pola pikir dan insting untuk bertahan hidup meskipun pola pikirnya masih rendah dan instingnya masih terlalu lemah, jadi mereka hanya bertahan hidup secara primitive saja.  Dimulai dari zaman batu tepatnya pada zaman mesolithikum para manusia untuk bertahan hidup dengan cara berburu dan mengambil segalanya dari alam yang bisa dia konsumsi dan urusan tempat tinggalnya mereka tinggal di dalam goa goa pada perbukitan dan pegunungan dan masih nomaden atau berpindah – pindah mengikuti insting mereka.
Penemuan-penemuan ilmiah dibuat selama sepuluh ribu tahun terakhir-dari domestikasi gandum dalam 8.000 SM ke struktur heliks ganda DNA pada 1950-an. “He describes the tools that extend the human hand as an instrument of vision- they reveal new structures and make it possible to put them together in imaginative combinations”. Dia menjelaskan alat-alat yang memperpanjang tangan manusia sebagai instrumen visi-mereka mengungkapkan struktur-struktur baru dan memungkinkan untuk menempatkan mereka bersama-sama dalam kombinasi imajinatif.
Salah satu langkah terbesar dalam pendakian manusia adalah munculnya tukang batu. Alih-alih tinggal di gua-gua atau rumah-rumah yang terbuat dari bumi, manusia membangun rumahnya dari kayu dan batu dan batu bata. Mungkin tampak seperti sebuah perubahan kecil tetapi sebenarnya itu besar:

1. Ini menandai pemahaman baru tentang alam:
bahwa itu adalah sesuatu yang Anda dapat mengambil terpisah, memahami dan kemudian dimasukkan kembali bersama-sama dengan cara baru.

2. Ini memungkinkan munculnya kota-kota:
tidak hanya secara fisik dengan memberikan bangunan yang diperlukan, tetapi juga dengan memberikan pemahaman baru tentang masyarakat manusia sebagai sesuatu yang terbuat dari bagian-bagian yang bekerja bersama-sama.
Sebuah kota terdiri dari orang-orang yang bekerja sama dengan cara tertentu.
Khususnya :

a. pembagian kerja: seorang pria melakukan satu jenis pekerjaan seluruh hidupnya dan menjadi sangat bagus dalam hal itu, bahkan mungkin datang dengan penemuan-penemuan baru. Tidak hanya para tukang batu, tetapi juga pengrajin lain seperti tembikar, coppersmiths dan penenun.
b. antai komando: yang memungkinkan sebuah kota atau orang-orang untuk bertindak sebagai salah satu dan mencapai hal-hal untuk kebaikan yang lebih besar, seperti pengendalian air irigasi. Informasi datang ke sebuah komandan atau penguasa di pusat dan comands mengalir keluar.

          Ketika suku Inca jatuh ke tangan Spanyol pada 1532 mereka hanya pada tahap ini. Peradaban mereka dipotong pendek sebelum datang dengan roda, lengkungan atau bahkan menulis. Mereka menyimpan catatan pada string tersimpul disebut quipu, tetapi hanya angka yang tercatat bukan kata-kata. Orang-orang Yunani, meskipun cinta besar geometri, tidak pernah datang dengan lengkungan. Itu adalah penemuan Romawi. Dengan menyebarkan beban kolom diizinkan untuk memegang lebih banyak berat badan atau disebarkan jauh terpisah. Lengkungan Romawi dan kemudian Arab satu didasarkan pada lingkaran.
Seribu tahun kemudian pada 1100 Gothic terdengar lengkungan, oval atau menunjuk lengkungan dari katedral Gothic utara Eropa. Dengan menyebarkan beban lebih jauh daripada lengkungan Roma, bangunan bisa naik sampai 40 meter. Dan karena lengkungan, bukan dinding, sedang memegang bangunan, kemungkinan besar itu membuat jendela-jendela kaca-patri.

He Gothic arch adalah terobosan besar terakhir dalam arsitektur sampai 1800-an dengan munculnya bangunan-bangunan yang dibuat dengan kerangka baja. Manusia membangun katedral Gothic bukan karena ia tiba-tiba dibutuhkan besar, gereja-gereja yang indah, tetapi karena ia bisa. Manusia senang sekali membuat hal-hal, begitu banyak sehingga ia sering membuat mereka lebih baik daripada dia harus. Yang pada gilirannya memungkinkan hal-hal yang akan digunakan di luar tujuan yang telah ditetapkan, mengarah pada cara-cara baru dalam melakukan sesuatu – teknologi.

Mengambil hal-hal yang terpisah dan menempatkan mereka kembali bersama-sama meletakkan landasan bagi lebih dari sekadar arsitektur dan kota-kota tetapi juga bagi pemahaman baru tentang alam – yang pada waktu menjadi ilmu pengetahuan.
Taman gantung yang dibangun Raja Nebukadnezar II yang puncak kejayaannya sekitar 612 SM, kemudian menjadi sangat terkenal ke seluruh penjuru dunia dan dikagumi rancangannya hingga kini. Taman Gantung Babylon ini kemudian menjadi monumen agung Kerajaan babylon yang tiada duanya. Luas taman ini diperkirakan 4 are (1 acre = 4046.86 m²). Wujud arsitekuralnya sangat unik, karena bertingkat-tingkat. Taman ini ditanami berbagai pepohonan indah dan dilengkapi sistem pengairan hingga ketinggian 100 meter di atas permukaan tanah. Dari puncak taman ini dapat disaksikan pemandangan di sekeliling Kerajaan Babylonia.

Di daratan afrika juga terdapat bangunan yang di bangun pada zaman sebelum masehi yaitu piramida giza yang terletak di mesir.

Piramida Agung Giza adalah bagian utama dari kompleks bangunan makam yang terdiri dari dua kuil untuk menghormati Khufu (satu dekat dengan piramida dan satunya lagi di dekat Sungail Nil), tiga piramida yang lebih kecil untuk istri Khufu, dan sebuah piramida "satelit" yang lebih kecil lagi, berupa lintasan yang ditinggikan, dan makam-makam mastaba berukuran kecil di sekeliling piramida para bangsawan. Salah satu dari piramida-piramida kecil itu menyimpan makan

ratu Hetepheres(ditemukan pada tahun 1925), adik, dan istri Sneferu serta ibu dari Khufu. Juga ditemukan sebuah kota, termasuk sebuah pemakaman, toko-toko roti, pabrik bir, dan sebuah kompleks peleburan tembaga. Lebih banyak lagi bangunan dan kompleks ditemukan oleh Proyek Pemetaan Giza.

Dari sekian banyak bangunan yang indah yang di bangun pada abad sebelum masehi yang menjadi pokok permasalahannya bukan Yang dinilai adalah bagus tidaknya bangunan tersebut melainkan bagaimana bisa pada zaman dahulu bisa dapat membuat bangunan seperti ini dan masih bisa kita nikmati dan berdiri dengan kokohnya sampai sekarang serta apa rahasianya yang digunakan oleh orang-orang romawi untuk membuat bangunan tersebut teknik-teknik yang digunakan oleh orang – orang zaman dahulu untuk membnagun sesuatu tanpa adanya bantuan teknologi sama sekali dan sekarang masih menjadi topik perbincangan oleh orang-orang dan kalangan –kalangan ilmuwan sekalipun. Sedangkan untuk di yunani yang dikenal sebagi negara dengan seribu dewa banyaknya kuil-kuil yang dipercaya oleh orang-orang zaman dahulu untuk tempat peribadahan kepada dewa mereka yaitu zeus.

Tanpa disadari perkembangan seni bangunan yang terjadi dari zaman sebelum masehi dilatari oleh sebuah berkembangnya agama yang membawa suasana pembaharuan dalam dunia arsitektur bangunan seperti perkembangan arsitektur gereja

Manusia mulai mengenal arsitektur bangunan dan patung, hal tersebut membuat manusia mulai berbudaya dan mengenalkan kita kepada hal tersebut. Budaya yang mendorong manusia ingin terus berimajinasi dan mengembangkan struktur-struktur baru. Sejak dari zaman-zaman sebelumnya, mereka sudah mengenal arsitektur-arstektur bangunan. Namun budaya mendorong mereka untuk dapat berimajinasi lebih untuk memciptakan hal-hal baru dalam kehidupa mereka.
Perkembangan ini terlihat lebih dominan pada bangsa romawi yang menciptakan patung serta bangunan-bangunan megah dengan arsitektur yang sangat hebat dan dipadukan dengan imajnasi para penduduk serta perkembangan budaya yang mendukungnya.

Pada dasarnya evolusi budaya-lah yang membuat manusia menjadi yang sekarang ini dengan proses yang panjang dan perkembangan pemikiran manusia yang ingin berubah lebih baik dari sebelumnya. Dengan memanfaatkan imajinasi mereka yang menyebabkan perkembangan ilmu dan teknologi dalam era sekarang ini.

Awal Arsitektur Kristen
GEREJA diperkirakan berasal dari bahasa Spanyol yaitu igreya. Sebutan gereja di Indonesia sudah demikian akrab dan menjadi identitas untuk bangunan suci bagi umat kristiani. Bangunan gereja dalam imajinasi penulis adalah bangunan yang sangat konsisten dan cermat dalam mentransformasikan simbol salib ke dalam bentuk horisontal (denah) maupun vertikal (tampak). Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia, bangunan gereja bukan hanya sebuah perlambang, namun merupakan karya arsitektur sekaligus seni yang mewakili peradabannya.
Awal arsitektur Kristen dimulai pada sekitar 313 - 800 Masehi dan berkembang serta menonjol di dataran Itali, kemudian merambah sampai ke wilayah Balkan dan Yunani. Kesulitan utama ketika itu adalah memperoleh bangunan tempat ibadah, dikarenakan belum adanya catatan tentang persyaratan maupun peraturan tentang bangunan gereja. Dari berbagai pertimbangan kriteria yang paling menentukan rupanya adalah bangunan yang dapat menampung banyak orang.
Gedung Basilica merupakan bangunan peninggalan arsitektur Romawi yang ketika itu berfungsi sebagai bangunan pengadilan, dipilih dan diputuskan sebagai bangunan gereja.
Bentuk dasar denah Basilica adalah segaris (linier) yang berbasis pada tiga ruang yaitu tengah (utama) dan dua ruang samping yang mengapitnya. Pola ruang ini dengan jelas menampilkan interaksi antara umat dengan imamnya -- sama dengan yang terjadi pada ruang pengadilan ataupun ruang kelas.
Gedung Basilica yang diadopsi untuk kepentingan peribadahan ketika itu merupakan peralihan fungsi pengadilan masa Romawi, sehingga para pakar menyebutkan bahwa masa awal arsitektur Kristen adalah perakitan arsitektur Romawi. Nilai-nilai kesombongan yang ditampilkan melalui skala bangunan di luar skala manusia untuk berbagai fungsi bangunan ketika masa Romawi sangat tepat bagi peruntukan gereja yang mengedepankan skala Tuhan yang agung, sakral, suci, magis, dan religius. Untuk menambah kesan tersebut, oleh para arsitek masa itu interior bangunannya dilengkapi dengan dekorasi berupa hiasan ornamen atau gambar tentang ceria tokoh/pemuka agamanya. Beberapa bangunan gereja yang sangat terkenal ketika masa awal Arsitektur Kristen adalah S. Clemente, S. Appolinare, dan S. Petrus.
Pengaruh-pengaruh
Perjalanan selanjutnya dari bangunan gereja setelah masa arsitektur Kristen awal diwarnai pengaruh arsitektur Byzantium. Pengaruh yang mengedepan adalah adanya warna Asia berupa bentuk-bentuk lengkung, busur, kubah, maupun dinding-dinding masif. Ciri dari pengaruh Byzantium pada bangunan gereja adalah penggunaan dekorasi berupa fresco (teknik lukis cat air pada dinding basah), mozaik, ataupun marmer pada ruang dalamnya. Ciri lainnya yang menjadi identitas dan pengenal utama, digunakannya atap kubah dengan konstruksi pendentive.
Beberapa contoh yang sangat terkenal di dunia untuk karya Byzantium adalah Gereja S. Sophia di Konstantinopel, Gereja S. Vitale di Ravena, dan Gereja S. Minerva Medica di Roma. Ketiga gereja ini menggunakan bentuk dasar denah Salib Yunani (lengan atau transept-nya sama panjang) dengan berbagai variasi setelah melampaui era arsitektur Byzantium bangunan gereja mengalir perkembangannya ke era arsitektur Romanika yang berlangsung sekitar abad IX-XII. Ketika masa ini berlangsung, arsitektur Byzantium masih memiliki peran yang sangat kuat. Terlebih lagi ketika itu daerah-daerah yang dikuasai Roma melepaskan diri. Akibatnya, tradisi masing-masing daerah bangkit kembali mewarnai corak dan ragam arsitekturnya. Menguatnya tradisi setempat ditimpali dengan dibukanya jalur perdagangan laut dan darat ketika itu di Venesia, Ravenna, dan Marseilles. Ini berakibat makin maraknya lintas budaya dengan berbagai pengaruhnya yang akhirnya bermuara pada perkembangan arsitekturnya.
Bentuk dasar denah dengan patrun Salib Romawi merupakan identitas yang lahir dan berkembang pada era Romanika. Citra lainnya yang menjadi identitas dari masa keemasan arsitektur Romanika adalah adanya menara lonceng pada bagian depan maupun pada ujung bangunan, dekorasi hanya pada bagian tampak depan saja, dan mulai diperkenalkannya penggunaan kolom majemuk. Arsitektur Romanika berkembang dengan pesat di wilayah Itali, Perancis, dan Jerman. Karya yang menonjol dan terkenal sampai dengan saat ini adalah S. Peter Roma di Itali.

Seni dan Arsitektur
Dengan semakin dekatnya unsur negara dan gereja, maka gedung pengadilan pemerintah Roma yaitu gedung Basilika digunakan tidak hanya memperkarakan pengadilan sipil saja tetapi juga pengadilan agama, akhirnya kekuasaan politik para kaisar pudar dan gereja berkembang. Selanjutnya Gedung Basilika mejadi dasar perkembangan bentuk gereja di Roma. Seni yang lain juga dikembangkan dengan gereja sebagai pusat perkembangan seni dan budaya serta keagamaan di tiap-tiap kota di Eropa. Kota-kota di Eropa berlomba membangun kompleks gereja atau Katedral.

Karakter Arsitektur

Bentuk dasar Arsitektur gereja Kristen Lama mengacu dari bentuk arsitektur Romawi, dimana arsitektur Kristen Lama mengalami evaluasi dalam beberapa tahap. Pengaruh lain secara umum adalah pemakaian altar, yang digunakan sebagai tempat untuk persembahan pada para dewa Romawi, pada masa Kristen lama juga dipakai untuk persembahan suci.

Pemakaian model catacombe, yaitu makam umat Kristen yang terletak pada ceruk-ceruk bukit, merupakan lorong-lorong panjang dan gelap (tempat ini digunakan untuk tempat peribadahan). Pada waktu agama Kristen masih dilarang model ini digunakan bila membangun katedral, maka nama katedral tersebut memakai nama orang yang disucikan dan dimakamkan di situ, sedangkan diatas makam tersebut dibangun altar.

Denah :
Bentuk denah Basilika yang dikembangkan dengan menghilangkan salah satu tribun yang berbentuk setengah lingkaran, sehingga tribun yang tinggal dijadikan sebagai suatu pengakhiran yaitu Apse (apsis). Jalan masuk dari tengah/sisi memanjang dipindah ke Barat, sehingga umat yang datang langsung menghadap altar. Sedangkan Nave atau ruang induk (ruang peribadahan) dipisahkan oleh sederetan tiang-tiang yang menopang entablature (balok dengan hiasan berbentuk segitiga diatasnya), atau kalau bentangan lebar, maka deretan kolom memakai bentuk setengah lingkaran diatasnya.

Kemegahan dicapai melalui kesan perspektif memanjang ke arahSanctuan (tempat altar) dan diakhiri oleh Apse di mana tempat Imam berada. Hal yang demikian ini dikomposisikan dengan perbandingan tinggi/rendahnya langit-langit sehingga proporsinya kelihatan lebih panjang dari yang sebenarnya.

Gereja basilica diberi kiblat sehingga pusat perhatian yaitu ½ lingkaran di dalam Apse (apsis) berada di sisi timur ke arah Yerusalem. Pada perkembangan gereja selanjutnya yaitu perluasan dikedua sisi (navis), sehingga denahnya berbentuk salib yang selanjutnya mengawali bentuk poko yang bertahan sampai sekarang.

Meskipun dari luar tampak sederhana namun gereja-gereja yang dibangun masa Kaisar Constantinus (sebelum memindahkan ibukota) memperindah keindahan interiornya. Agama Kristen Lama mengikuti adat Ibrani, yang melarang pemujaan patung maka gerejanya tidak dihiasi patung sebesar manusia yang sebelumnya banyak menghiasi basilica-basilika romawi.

Atap :
Atap ditutup dengan konstruksi kayu yang sederhana, dimana hal ini merupakan tipikal dari arsitektur Kristen Lama. Bentuk keseluruhan secara skyline adalah horizontal dan sederhana.

Dinding

0 komentar:

Posting Komentar