Sekarang kita berada di Indonesia
berarti kita menggunakan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa persatuan
bangsa Republik Indonesia. Sedikit sejarah bahasa Indonesia merupakan sebuah
dialek/loghat bahasa Melayu.
Bahasa sebagai sistem komunikasi
dikatakan pada dasarnya berbeda dari dan lebih tinggi tingkat kerumitannya
daripada spesies lain dimana bahasa berdasarkan pada sebuah sistem kompleks
dari aturan yang berkaitan dengan simbol dan makna, sehingga menghasilkan
sejumlah kemungkinan penyebutan yang tak terbatas dari sejumlah elemen yang
terbatas.
Manusia mengakui bahasa lewat interaksi sosial pada masa balita, dan anak-anak sudah dapat bicara secara fasih sekitar umur tiga tahun. Selain digunakan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi bahasa juga digunakan untuk melangsungkan fungsi sosial dan kultural, seperti untuk menandakan identitas suatu kelompok, stratifikasi sosial dan untuk dandanan sosial dan hiburan.
Dengan kesimpulan bahasa juga dapat
digunakan untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang membuat bahasa bisa ada,
atau sekumpulan penyebutan yang dapat dihasilkan dari aturan tersebut.
Disini kelompok kami yang terdiri dari
Daniel W, Heni Juwita , Nur Sidik mendapat tema tentang bahasa sama dengan
teman-teman lain. Cuman kami dapat bagian di “Jenis-Jenis Bahasa”. Kami akan
membahas jenis-jenis bahasa agar lebih mudah dimengerti dan menambah wawasan.
Kalau kita membicarakan satu bahasa yang
memiliki beberapa variasi berkenaan dengan penutur dan penggunaanya secara
kongret. Maka dalam pembahasan jenis bahasa berurusan dengan beberapa bahasa.
Bahasa dibedakan menjadi BAHASA LISAN (VERBAL), BAHASA KOMPUTER (MESIN), DAN
BAHASA ISYARAT. Penjenisan bahasa secara sosiolinguistik yaitu menjeniskan
bahasa berkenaan dengan faktor-faktor eksternal bahasa yaitu faktor sosiologis,
politis dan kultural yang tentunya tidak sama dengan penjenisan secara
geneologis maupun tipologis yang menjeniskan bahasa berkenaan dengan ciri-ciri
internal bahasa itu.
Akan dijabarkan jenis-jenis bahasa
berdasarkan cara memperolehnya, diantaranya :
v Jenis Bahasa Berdasarkan Sosiologis
v Jenis Bahasa Berdasarkan Sikap Politik
v Jenis Bahasa Berdasarkan Tahap
Pemerolehan
I Jenis Bahasa Ditinjau Secara
Sosiologis.
(1) standarisasi,
(2) otonomi,
(3) historisitas, dan
(4) vitalitas
1. Standarisasi kodifikasi dan
penerimaan terhadap sebuah bahasa oleh masyarakat pemakai bahasa itu akan
seperangkat kaidah atau norma yang menentukan pemakaian bahasa yang benar.
2. Keotonomian sebuah sistem linguistik
disebut memiliki kemandirian sistem yang tidak berkaitan dengan sistem lain.
Jadi apabila suatu bahasa tidak memiliki kesejarahan yang sama dapat dikatakan
memiliki keotonomian serta memiliki perbedaan dari segi struktur.
3. Historisitas sebuah sistem linguistik
dianggap memiliki historisitas kalau diketahui atau dipercaya sebagai hasil
perkembangan perkembangan yang normal dari masa lalu. Faktor kesejarahan ini
berdasarkan atas etnik tertentu.
4. Vitalitas atau keterpakaian yaitu
pemakaian sistem linguistik oleh suatu masyarakat penutur asli yang tidak
terisolasi. Jadi, unsur vitalitas ini mempersoalkan apakah sistem linguistik
tersebut memiliki penutur asli yang masih menggunakan atau tidak.
Berdasarkan ada (+) dan tidak ada (-)
unsur-unsur tersebut (standardisasi, otonomi, historis dan vitalitas) Stewrat
membedakan adanya tujuh jenis bahasa, seperti berikut:
BAHASA ARTIFISIAL adalah
bahasa buatan, seperti bahasa Vo-lapuk dan bahasa Esperanto. Bahasa atrifisial
dapat pula diartikan bahasa yang dibuat, disusun dengan maksud untuk menjadikan
bahasa pengantar (lingua franca) internasional. Jadi bukan bahasa alamiah.
Bahasa jenis ini mempunyai ciri standardisasi dan otonomi tetapi tidak memiliki
ciri historis dan vitalitas.
Jenis BAHASA VERNAKULAR menurut
Pei dan Gaynor adalah bahasa umum yang digunakan sehari-hari oleh satu bangsa
atau satu wilayah geografis, yang bisa dibedakan dari bahasa sastra yang
dipakai terutama di sekolah-sekolah dan dalam kesusastraan yang ditandai dengan
memiliki ciri otonomi, historis dan vitalitas tetapi tidak mempunyai
standardisasi.
Jenis bahasa yang disebut DIALEK
memiliki ciri vitalitas dan historisitas tetapi tidak memiliki ciri
standardisasi dan otonomi sebab keotonomian bahasa itu berada di bawah langue
bahasa induknya.
Bahasa yang berjenis KREOL hanya
memiliki vasilitas, tidak memiliki ciri standardisasi, otonomi dan historis.
Pada mulanya sebuah kreol berasal dari bahasa pijin yang dalam perkembangannya
digunakan pada generasi berikutnya, sebagai satu-satunya alat komunikasi vebal
yang mereka kuasai.
Bahasa berjenis PIJIN tidak
memiliki keempat dasar penjenisan. Bahasa jenis ini terbentuk secara alami di
dalam suatu kontak sosial yang terjadi antara sejumlah penutur yang
masing-masing memiliki bahasa ibu. Sebuah pijin biasanya terjadi di kota-kota
pelabuhan tempat bertemunya pedagang dan pelaut dari berbagai bangsa dan atau
suku bangsa yang berlainan dengan bahasa ibunya. Pijin terbentuk sebagai bahasa
campuran dari bahasa pelaut dan pedagang itu, serta hanya digunakan sebagai
alat komunikasi di antara mereka yang berbahasa ibu berbeda itu.
II Jenis Bahasa Berdasarkan Sikap
Politik.
Bahasa berdasarkan sikap politik dapat
dibedakan dengan adanya BAHASA NASIONAL, BAHASA RESMI, BAHASA NEGARA, DAN
BAHASA PERSATUAN. Perbedaan ini dikatakan berdasarkan sikap politik karena
sangat erat sekali hubungannya dengan kebangsaan. Ada kemungkinan keempat
sistem itu memiliki keterkaitan yang sama,mungkin juga tidak .
Sistem linguistik disebut sebagai BAHASA
NASIONAL kalau sistem linguistik itu diangkat oleh suatu bangsa sebagai
suatu identitas bangsa itu. Pengangkatan sebuah system linguistik menjadi
bahasa nasional adalah berkat sikap dan pemikiran politik agar dikenal sebagai
sebuah bangsa yang berbeda dengan bangsa lain.
BAHASA NEGARA adalah
sebuah sistem linguistik yang secara resmi dalam undang-undang dasar sebuah
Negara ditetapkan sebagai sebuah alat komunikasi resmi sebuah Negara, artinya
segala urusan kenegaraan, administrasi kenegaraan, dan kegiatan-kegiatan
kenegaraan dijalankan menggunakan bahasa tersebut.
BAHASA RESMI adalah
sebuah sebuah sistem linguistik yang ditetapkan untuk digunakan dalam suatu
pertemuan seperti seminar, konferensi, rapat, dan sebagainya. Dalam sidang
internasional PBB, bahasa Inggris, Prancis , Spanyol, China dan bahasa Arab
ditetapkan sebagai bahasa persidangan.
Pengangkatan BAHASA PERSATUAN
dilakukan oleh suatu bangsa dalam kerangka perjuangan dimana bangsa yang
berjuang itu merupakan masyarakat yang multilingual. Tujuan dari pengangkatan
bahasa persatuan adalah untuk mempersatukan suatu bangsa tersebut
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa
bahasa nasional, bahasa negara, bahasa resmi dan bahasa persatuan di Indonesia
mengacu pada satu sistem linguistik yang sama yaitu bahasa Indonesia.
II Jenis Bahasa Berdasarkan Tahap
Pemerolehan.
Berdasarkan tahap pemerolehannya dapat
dibedakan adanya BAHASA IBU , BAHASA PERTAMA, BAHASA KEDUA DAN SETERUSNYA.
BAHASA IBU lazim
juga disebut sebagai bahasa pertama karena bahasa itu yang pertama
dipelajarinya. Kalau si anak mempelajari bahasa lainya maka lazim disebut
bahasa kedua. Dan begitu seterusnya, di Indonesia biasanya bahasa ibu mereka
adalah bahasa daerahnya masing-masing. Sedangkan bahasa asing pasti menjadi
bahasa kedua mereka.
LINGUA FRANCA adalah
bahasa sementara yang digunakan partisipan yang mempunyai bahasa ibu berbeda.
Pemilihan suatu sistem linguistik menjadi sebuah lingua franca adalah
berdasarkan adanya kesaling pahaman di antara mereka. Karena dasar pemilihan
lingua franca adalah keterpahaman atau kesaling pengertian dari partisipan yang
saling menggunakannya, maka bahasa, baik sebuah lague, pijin, mapun kreol,
dapat menjadi sebuah lingu franca itu. Contoh lingua franca timbulnya bahasa
Cirebon yang merupakan perpaduan antara Bahasa Jawa dengan Bahasa Sunda.
Nama kelompok :
Daniel Wongso K
Heni Juwita Dewi
Nur Sidik
referensi ::
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
0 komentar:
Posting Komentar